
Rumah gedong itu begitu menawanku
Tinggi menjulang, kokoh, kuat
Megah…mewah
Hamparan hijaunya luas
Aku terpana
Syahdu, mendayu
Ku terjatuh dalam rasa
Kubulatkan tekad aku kan mencintanya
Mulai mencintanya dengan segenap jiwa
Anak – anakku kuperlihatkan rumah gedong itu
Kusuap rasanya, setiap rasa, banyak rasa
Ayo ‘nak mulailah mencinta
Mencinta dengan segenap jiwa
Seperti ibumu belajar mencinta
Belajar mencerna
Hampir bulat hitungan dasawarsa
“Ini anakku hai rumah gedong” kugendong, kuperlihatkan dalam rumah gedong. Kupasrahkan
Masih dalam sunyi sepi
Mata kecilnya menatapku, bertanya
“Dimana aku Bu, sunyi, sepi….ini bukan duniaku Bu…mana teriakan teman sepermainanku?…”
“Belajarlah mencinta ‘nak….rasakan…rasakan…” bisikku pelan memaksa
Mata kecil membelalak, tangan kecil, kaki kecil menggeliat, menggulat lepas…”ini bukan rumahku Bu, bukan rumah gedong ini, bukan disini…”
“Aku mau teman-temanku Bu…aku mau duniaku, dunia riuhku, dunia tangisku..”
Sunyi, sepi
Hamparan hijau luasnya tak bergeming
Rumah gedong tak bergeming
Kayu kokoh tak bergeming
RELATED POSTS
View all